Menguji Ketangguhan Pemimpin di Tengah Badai Pandemi
Oleh: Hedri, S.Pd. M.Si. (Kepala SMA Negeri 2 Sekayu Musi Banyuasin, Sumatera Selatan)
Tahun 2020 adalah tahun yang memberikan banyak kita pelajaran berharga. Bagaimana tidak? Kita semua diuji ketahanannya yang begitu dahsyat hingga saat ini dengan hadirnya virus Covid-19. Virus ini begitu luar biasa serangannya sehingga mampu menembus benteng kesehatan, ekonomi global, dan tak ayal juga pada aspek dunia pendidikan. Covid-19 ini menyebar keseluruh dunia. Dengan cepat muncul sebagai pembunuh utama.
Faktanya, hadirnya wabah covid 19 bagi dunia pendidikan memaksa bidang ini harus melaksanakan kegiatannya termasuk aktivitas pembelajaran melalui media online atau virtual. Selama sepuluh bulanan berlalu, sejak Maret 2020 berbagai aktivitas guru dan siswa seperti pembelajaran, proyek, tugas, kuis, ujian, dan lain sebagainya dilakukan dari rumah masing-masing (work from home) melalui media online. Dan saat memasuki tahun 2021, kita masih melanjutkan proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Demikian juga yang berlaku pada pendidikan tinggi, melaksanakan kegiatan penyesuaian baru sebagai akibat covid 19, contohnya pembelajaran online, bimbingan tugas akhir online, rapat online, ujian online dan lain sebaginya. Pola tingkahlaku dan aktivitas agar tetap berkegiatan secara normal tetapi berpegang pada penerapan protokol kesehatan covid 19 ini yang dinamakan “new normal”.
New normal atau cara atau kebiasaan baru mempunyai prinsip utama yaitu dapat menyesuaikan dengan perilaku hidup. New normal berimplikasi bagi dunia pendidikan harus menjadi bagian perilaku aktivitas, mengingat Covid-19 pada negara Indonesia belum memperlihatkan gejala kasus penularan yang menurun, bahkan ada kecenderungan mengalami kenaikan pada beberapa bulan terkahir.
Fenomena ini tentunya mewajibkan guru dan siswa agar dapat melakukan adaptasi melalui kompetensi menguasai teknologi informasi dan komunikasi, khususnya pada media yang berbasis online sebagai platform pembelajarannya. Pada masa-masa new normal, memerlukan kerja keras agar guru dapat menyesuaikan dengan metode pembelajaran mutakhir tersebut.
Kerja keras para guru dan dosen selama ini sungguh patut diapresiasi. Pada saat terjadi pembatasan jarak fisik dan sosial sebagai dampak dari pandemi covid-19, masyarakat diharuskan tetap melaksanakan aktivitas belajar dan mengajar melalui berbagai platform digital.
Penguatan dan Stimulus Guru
Tidak ada yang dapat memprediksi, kondisi pendidikan dapat mengalami perubahan secara besar-besaran sebagai dampak wabah covid19. Implementasi kegiatan pembelajaran virtual atau online turut pula menjadikan guru berusaha mengkaji lagi, untuk merancang dan menentukan pendekatan, model, metode , dan teknik yang diterapkan nantinya di dalam pembelajaran.
Pada mulanya guru telah merancang desain pembelajaran pembelajaran beserta perangkatnya yang akan diterapkan, namun harus berubah drastis dengan desain pembalajaran daring (dalam jaringan) yang berbasis online. Pada setiap problematika, tentunya aka nada berbagai alternative solusi dan peluang yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah pembelajaran.
Solusi dan peluang besar yaitu guru dan siswa yang didampingi orang tua mampu memahami teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang kegiatan online dalam pembelajaran. Pada era revolusi industry 4.0 dan disrupsi teknologi yang berkembang pesat, siswa dan guru diharapkan untuk mempunyai kompetensi pada kawasan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Komptensi menguasai TIK bagi guru dan siswa mempunyai keragaman, sehingga menjadikan hal yang menantang pada diri guru dan siswa. Melalui aturan kegiatan belajar dari rumah atau Work From Home (WFH), sehingga mengharuskan guru dan siswa untuk mempercepat kemampuan pengusaan TIK secara online sebagai suatu kebutuhan utama dalam aktivitas pembelajaran.
Adanya tuntutan utama dalam kegiatan pembelajaran ini, menjadikan guru dan siswa mampu memahami media digital yang mampu mensubtitusi kegiatan pembelajaran di ruang maya secara direct (sincrounus) melalui tatap muka langsung, tanpa ada pengurangan mutu pembelajaran pada pemberian materi dan tujuan tercapainya target-target dalam pembelajaran.
Berbagai medium untuk mendukung aktivitas jarak jauh dalam pembelajaran sudah dirancang dan dilaksanakan. Sarana yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran online antara lain, elearning, aplikasi zoom, google classroom, youtube, ataupun platform social media whatsapp sebagai sarana utama dalam berkomunikasi.
Strategi Kebijakan Pemimpin
Berbicara kepemimpinan organisasi sekolah, kepala sekolah merupakan seseorang yang berada di garda terdepan dalam upaya mencerdaskan bangsa. Kepala sekolah merupakan ujung tombak dalam keberhasilan maju atau tidaknya suatu satuan pendidikan yang ia pimpin.
Kepala sekolah memikul tanggung jawab terhadap kenyamanan dan ketertiban lingkungan sekolah serta warga sekolahnya. Rasa aman dan nyaman ini harus dirasakan oleh guru, siswa dan orangtua. Termasuk dalam hal keamanan dan kenyamanan di masa tanggap darurat Covid-19.
Kepala sekolah memegang peranan vital sebagai leader dalam membangun atmosfir pendidikan dan memastikan peserta didik tetap mendapatkan pembelajaran bermakna, seperti saat ini yang mengharuskan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kepada siswanya dengan tetap menggunakan pembelajaran aktif, komunikatif dan berkualitas.
Walaupun pembelajaran dilaksanakan di rumah, pembelajaran tetap menerapkan salah satu pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik yakni harus mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi. Oleh keran itu, sebagai kepala sekolah dengan adanya pengambilan langkah-langkah yang tepat dan koordinasi yang baik dengan seluruh pihak sekolah, maka proses pembelajaran dan pengajaran di tengah wabah Covid-19 akan berjalan lancar.
Dengan adanya keputusan yang mensyaratkan siswa dan guru melakukan pembelajaran dari rumah maka kepala sekolah harus mampu menularkan semangat perubahan kepada guru, siswa dan orangtua secara cepat, dan akurat.
Kita masih ingat Intruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Covid-19 diperlukan untuk pencegahan dan pengendalian Covid-19. Instruksi Presiden ini diperuntukkan bagi seluruh Provinsi, Kabupaten/Kota dan di seluruh Wilayah Indonesia.
Selanjutnya kebijakan yang strategis berasal dari menteri pendidikan berupa surat edaran No 3 Tahun 2020 terkait pencegahan Corona. Menyahuti kebijakan ini tentu setiap satuan pendidikan memformulasikan dalam bentuk aturan yang harus disosialisasikan kepada semua warga sekolah, termasuk juga orang tua. Terlebih lagi, peran orang tua sangat kuat dalam mendampingi proses belajar anaknya di rumah.
Layaknya pertolongan pertama pada kasus kecelakaan. Melihat kondisi yang seperti ini, kepala sekolah yang merupakan top manajemen harus berpikir cepat dan akurat untuk mengantisipasi wilayah dalam hal ini pada satuan pendiikan yang dipimpinnya agar tetap aman dari pandemi Virus Corona (Covid-19) ini. Berbagai langkah strategis dan kebijakan program inovatif segera diambil untuk mengatasi penyebaran virus korona lingkungan sekolah.
Inovasi di Tengah Pandemi
Analisis Kebijakan Pengendalian Pandemi Covid-19 Sektor Pendidikan. Mengacu pada intruksi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah dan Surat Edaran Menteri Pendidikan Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus corona tersebut, sebagai kepala sekolah (top manajemen) malakukan kajian mendalam dengan mengkaji kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan mensikronkan dengan kebijakan dari pemerintah daerah. Kepala sekolah bersama tim manajemen sekolah melakukan perumusan yang dituangkan dalam rumusan kebijakan SMAN 2 Sekayu yang tertuang pada program sekolah tangguh Covid-19.
Kebijakan tersebut mencakup perumusan dan penjabaran kurikulum darurat covid-19, pembentukan satgas covid-19, pembentukan satgas anti corona, sosialisasi, dan penyediaan protokol kesehatan sekolah.
Sosialisasi Protokol Kesehatan dan Penyedian Fasilitas Kesehatan Sekolah. Sosialisasi perlu dilakukan, mengingat warga Sekolah juga perlu diberikan informasi yang akurat dari pemerintah dan pihak yang kompeten. Langkah ini dilaksanakan dengan dua model yaitu pertama; secara langsung, ini dieksekusi oleh satuan gugus tugas dan kedua; secara daring (media sosial) yang dihimpun oleh tim media informasis sekolah melalui bidang hubungan komunikasi dan masyarakat (Humas SMAN 2 Sekayu). Sosialisasi dan pembiasaan juga dilakukan melalui spanduk-spanduk yang terpasang pada lokasi-lokasi yang strategis dan memungkinkan untuk selalu terbaca oleh warga sekolah.
Penyusunan Kurikulum Darurat Covid-19. Setelah mendapatkan intruksi kementerian pendidikan dan kebudayaan terkait mekenisme yang harus diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, kepala sekolah melakukan analisis dan kajian mendalam untuk menyusun kurikulum darurat covid-19. Sebuah inovasi kurikulum yang menekankan pada pembelajaran yang tetap memberikan makna pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru dan peserta didik di rumah. Pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran yang terpadu (blanded learning) di masa pandemi Covid-19.
Sebuah kebijakan yang memberikan ruang kretivitas kepada pendidik/guru untuk menyusun perencanaan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan sederhana. Pelatihan Mengenal Platform Pembelajaran Jarak Jauh dan Penyusunan RPP Terintegrasi Covid-19. Saya selaku kepala sekolah menyadari keterbatasan kemampuan dan sarana yang tersedia. Mendayagunakan seluruh komponen pendidikan dalam rangka menjamin terlaksananya pembelajaran dengan suasana yang berbeda. Sebagai kepala sekolah harus siap mengambil langkap tepat dalam merancang kurikulum dan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi darurat bencana Covid-19 ini melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi (kelas pintar). Langkah ini sangat penting mengingat bahwa kegiatan belajar mengajar akan dilakukan oleh guru dan peserta didik meskipun menggunakan metode jarak jauh (daring).
Seluruh pemangku kepentingan sekolah yang bertugas dan menjabat untuk menyusun rencana kerja darurat untuk dilaporkan setiap harinya. Laporan tersebut secara terperinci seperti deskripsi kegiatan dan bukti fisik seperti foto dan lain-lain. Laporan dikirim melalui Google Form sehingga memudahkan semua pemangku kepentingan sekolah dalam pelaporan dan bertanggung jawab atas tugas dan kinerja masing-masing.
Pada titik simpulnya hal yang telah dilakukan oleh seorang pemimpin adalah melakukan komunikasi multiarah dalam upaya sterilisasi satuan pendidikan. Wabah yang sedang berlangsung ini sangat memprihatinkan dan tentu saja pihak sekolah harus ikut andil dalam melakukan upaya upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Sekali lagi dibutuhkan komitmen dan konsistensi penguatan program sekolah bagi seluruh warga sekolah tentang kesiapsiagaan bencana, yang digerakkan secara partisipatif dan kolaboratif oleh para pemangku kebijakan (stakeholder) pendidikan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Dinas Pendidikan, dan pihak manajerial sekolah. Semoga pandemi ini segera berakhir dengan sikap kepatuhan oleh setiap elemen dan hadir vaksin Covid-19 tahun inis. Semoga.